Misteri Ngunduh Mantu Pernikahan Diserang Perampok

INFOKU - Kisah misteri di Blora tepatnya di Desa Pojokwatu Kecamatan Sambong ada seorang tokoh yang bernama Penggede Malang Sudiro. 

ilustrasi

Penggede Malang Sudiro memiliki anak laki-laki yang bernama Malang Kusuma, dan berniat menikahkannya dengan seorang gadis yang berasal dari Desa Ngoda.

Setelah melakukan beberapa persiapan untuk pernikahan, akhirnya hari yang ditentukan sebagai hari pernikahan putranya pun datang.

Baca juga : Legenda Desa Janjang Berawal dari Pengembaraan 2 Pangeran

Pengantin pria beserta para rombongan yang mengiringinya berangkat dari Desa Pojokwatu ke Desa Ngoda, dan upacara pernikahan hari itu berjalan lancar serta terkesan meriah.

Padam hari ke lima setelah dilaksanakannya upacara pernikahan atau dikenal dengan istilah sepasar oleh masyarakat Jawa, pengantin melaksanakan upacara Ngunduh mantu.

Dimana saat upacara ini pengantin pria dan wanita akan merayakan pernikahan mereka di daerah asal pengantin pria, yaitu di Desa Pojokwatu.

Saat dalam perjalanan, tiba-tiba pengantin beserta para rombongan pengiringnya dikejutkan dengan segerombolan perampok yang ternyata merupakan anak buah dari Penggede Malang Sudiro.

Baca juga : Misteri Rumah Dinas Wakil Bupati Blora

Para perampok itu tidak menyadari jika yang sedang mereka hadang itu adalah iring-iringan pengantin anak Penggede Malang Sudiro.

Para pengiring pengantin berusaha untuk mempertahankan hantaran pengantin beserta kelengkapan yang dibawa, agar tidak dijarah oleh perampok dengan memberikan perlawanan. 

Suasana Sedekah Bumi Di Desa Pojokwatu 

Kericuhan antara perampok dan pengiring pengantin pun tidak dapat dihindari, dan tempat terjadinya kericuhan tersebut kemudian dikenal dengan sebutan Pedukuhan Sawur.

Semua perlengkapan kebesaran yang dibawa oleh pengiring pengantin seperti Bonang Renteng yang berupa perangkat gamelan untuk mengiringi perjalanan rombongan pengantin.

Baca juga : Fakta ..... Misteri Hutan Blora dan Faktanya yang Bikin Ketakutan

Seluruh perlengkapan dan peralatan upacara yang dibawa oleh iring-iringan pengantin berjatuhan dan berhamburan di sepanjang jalan yang dilintasi antara Ngoda dan Pojokwatu.

Kembang Nyamplung atau sumping untuk pengantin, Jarit Jomblang atau kain yang dipakai oleh sang pengantin serta kukusan, yaitu berupa perlengkapan dapur yang digunakan untuk menunjang upacara bubak kawah berceceran sepanjang perjalanan.

Tempat Hilangnya Bonang Renteng

Kisah mistis di Blora berlokasi di tempat yang disebut dengan

Sawah Bonang Renteng. Ini merupakan tempat hilangnya Bonang Renteng.

Mitosnya, saat akan mulai menanam ataupun panen di sawah ini, harus diawali dengan menabuh bende terlebih dahulu sebagai pengganti dari bonang renteng.

Baca juga : Mitos di Seputar Jipang Yang Saat ini Masih Dipercaya

Sedangkan lokasi hilangnya kalung yang tersangkut pada dahan tanaman kacang saat dipakai oleh pengantin disebut Sawah kalung.

Sementar Sawah Jomblang adalah tempat hilangnya Jarit Jomblang.

Dan Sawah Nyamplung adalah tempat hilangnya sumping pengantin dan Sawah Kukusan dikenal sebagai lokasi hilangnya kukusan.

Akibat dari terjadinya kerusuhan tersebut, akhirnya pengantin dan rombongan pengiring terpisah dan tempatnya dikenal sebagai Sawah Manten.

Sebagai pengingat atas peristiwa tersebut, dipercaya oleh masyarakat setempat agar terhindar dari kesialan harus selalu menyediakan sepasang bekakak putra-putri yang menyerupai sepasang pengantin setiap tahunnya.

Karena pengantin dan para rombongan iring-iringannya terpisah dan merasa ketakutan, akhirnya sepasang pengantin tersebut bersembunyi pada sebuah mata air yang kemudian mata air tersebut dikenal dengan nama Sendang Delika.

Baca juga : Misteri Harta Karun Suku “Wong Kalang” di Blora Masih Menjanjikan

Setelah situasi dirasa aman dan kericuhan berakhir, para pengiring pengantin menyebar dan mencari sepasang pengantin tersebut ke semua tempat di sekitar lokasi kejadian

Namun tidak berhasil menemukannya, dan tempat pencarian tersebut akhirnya kini dikenal sebagai Sawah Napis.(Roes/IST) 


Post a Comment

0 Comments