INFOKU, BLORA – Akibat hujan deras yang mengguyur Blora sore hingga malam hari pada Senin lalu (19/5) mengakibatkan 10 dari 16 kecamatan terdampak banjir.
Sampai siang kemarin (20/5), petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) Blora masih berjibaku dengan banjir dan pendataan.
Perkiraan sebanyak lebih dari 1.600 rumah warga terendam
dan infrastruktur jembatan rusak.
Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Blora Agung Triyono mengungkapkan, hampir seluruh kecamatan di kabupaten terdampak banjir, dari data yang dihimpun sebanyak 10 dari 16 kecamatan di Blora yang terdampak.
Pihaknya masih melakukan pendataan untuk mengetahui korban yang
terdampak.
“Untuk saat ini, data yang ada sekitar 1.600 rumah warga yang terendam
banjir, kami masih melakukan pendataan,” ungkapnya siang kemarin.
Tri mengatakan, petugas maraton menyisir titik banjir sejak Senin sore
(19/5). Juga mengevakuasi warga terdampak.
Lalu, malam hari bergeser di Kecamatan Kradenan. Kemudian kemarin pagi (20/5), bergeser di Kecamatan Randublatung.
Sedangkan siangnya bergeser di Kecamatan Ngawen dan Kunduran.
Pihaknya mengaku, sempat mengevakuasi ibu beserta bayi berumur dua bulan
dan balita berusia tujuh bulan di Desa Mojorembun Kecamatan Kradenan.
Sekitar pukul 02.30 WIB dini hari kemarin, perahu boat
disiagakan untuk mengevakuasi korban dari rumahnya.
Baca juga : Ada 9 Pencuri Kayu di Randublatung Masih Dalam Pengejaran Perhutani
“Untuk di Desa Mojorembun, banjir terjadi karena Sungai Wulung meluap akibat hujan deras yang mengguyur,” terangnya.
Di juga mengatakan, kondisi banjir di Desa Sidomulyo, Kecamatan Banjarejo, khususnya di Dukuh Jurangjero, jauh lebih parah.
Banjir bersifat banjir bandang, yang membawa dampak kerusakan
cukup serius.
Puluhan rumah warga mengalami kerusakan dengan tingkat bervariasi, mulai
dari ringan, sedang, hingga berat. ’’Puluhan rumah terdampak. Ada rusak ringan,
sedang hingga berat,” kata dia.
Kerusakan berat yang terjadi di beberapa rumah bahkan menyebabkan
dinding jebol.
Sehingga, rumah tersebut tidak lagi layak huni. Akibatnya, sejumlah
warga terpaksa meninggalkan rumah mereka dan mengungsi ke rumah sanak saudara
atau kerabat terdekat untuk sementara waktu demi keamanan dan kenyamanan.
“Karena tak bisa ditempati, saat ini sebagian mengungsi ke rumah sanak
saudara,” jelasnya.
Selain merendam ribuan rumah dengan ketinggian sekitar 50 sentimeter
hingga setengah meter, beberapa infrastruktur seperti jembatan penghubung desa
juga rusak. Seperti yang dilaporkan di Kecamatan Ngawen dan Kradenan.
Camat Ngawen Zaenuri memaparkan, sepuluh desa di Kecamatan Ngawen
terdampak banjir hingga kemarin pagi (20/5).
Selain itu, beberapa infrastruktur rusak. Yakni, tujuh jembatan
penghubung desa dan dukuh alami kerusakan, putus hingga amblas.
Juga terdapat ruas jalan yang longsor.
“Di Jembatan Temuwoh. kami pasang police
line, kami arahkan untuk tidak dilewati, jembatan penghubung dukuh
ada yang terputus. Tidak dapat dilalui. Alhamdulillah, siang ini sudah surut,”
terang dia.
Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Blora Danang mengatakan, pihaknya sedang melakukan pendataan dan verifikasi di lapangan. Juga mendata beberapa infrastruktur yang dilaporkan rusak.
Baca juga : Akhirnya Pemkab Blora dan Bank Jateng Teken Kesepakatan Pinjaman Daerah Rp215 Miliar
Banjir menggenangi jalan kabupaten, dan beberapa jembatan rusak
terdampak banjir di beberapa kecamatan.
“Tim kami terjunkan mengecek langsung di titik-titik yang terdampak,” ungkapnya. (Endah/IST)
0 Comments
Post a Comment