INFOKU, BLORA – Persetujuan muncul dari Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Blora terhadap wacana Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk kembali menerapkan sekolah enam hari bagi jenjang SMA/SMK.
Kebijakan itu
dinilai dapat menyamakan durasi belajar dengan jenjang SD dan SMP yang sudah
lebih dulu menerapkan enam hari sekolah.
Ketua PGRI Kabupaten Blora, Yatni, mengatakan penyelarasan hari belajar akan menciptakan keseragaman antarsatuan pendidikan.
Baca juga : Di Usia 57 tahun Seorang Guru dari 753 PPPK Formasi Guru Blora Resmi Dilantik
“Kalau kami agar nanti ada kesamaan dari semua satuan pendidikan karena selama ini SD dan SMP yang pendidikan dasar itu enam hari. Jadi agar ada kebersamaan, kesamaan nanti idealnya bisa sama enam hari,” ujarnya usai upacara Hari Guru Nasional (HGN) di Alun-alun Blora, Selasa (25/11/2025).
Menurut Yatni,
SMA/SMK sebelumnya juga menerapkan sekolah enam hari.
Perubahan ke lima
hari dilakukan untuk memberi ruang lebih banyak bagi siswa berkumpul bersama
keluarga.
“Tujuan awal dibuat
lima hari itu agar anak-anak punya waktu lebih lama bersama keluarga,” katanya.
Namun, kebijakan
lima hari sekolah dianggap menimbulkan persoalan baru. Jam belajar yang
dipadatkan membuat siswa pulang terlalu sore sehingga dianggap kurang efektif.
Baca juga : PT Pentawira Agraha Sakti Buka Peluang Kemitraan Usaha bagi Masyarakat Jiken
“Dari sisi
kemampuan anak menerima pembelajaran, jadwal yang panjang sampai sore menjadi
beban tersendiri, baik secara fisik maupun penerimaan materi,” jelas Yatni.
Dia menilai
pembelajaran enam hari dalam seminggu dapat menjadi solusi karena durasi belajar
tidak perlu dipadatkan dalam waktu yang panjang.
“Kalau enam hari, mungkin tidak sampai sore. Itu bisa jadi pertimbangan,” tandasnya.(Endah/IST)


0 Comments
Post a Comment