INFOKU, BLORA - Saat ini permasalahan menu Makan Bergizi Gratis (MBG) selalu menjadi sorotan khalayak umum, begitu juga di Kabupaten Blora.
Dalam pantauan pers,
beberapa waktu lalu ada keluhan terkait kurangnya kualitas menu MBG di Blora.
Satgas pun menegaskan larangan pengurangan pada anggaran Rp 10 ribu
untuk seporsi MBG.
Ketua Satgas MBG Blora, Sri Setyorini menegaskan, anggaran untuk program MBG harus digunakan sesuai peruntukannya.
“Alokasi biaya operasional dan sewa kan sudah ditentukan secara
terpisah. Jadi gak perlu ada lain-lain,” jelasnya.
Wabup Rini itu juga menjelaskan, anggaran makanan yang nantinya diterima
oleh penerima manfaat harus benar-benar Rp 10 ribu, yang sesuai dengan
ketentuan pusat.
Jadi untuk anggaran sebesar Rp 10 ribu per penerima manfaat itu wajib
digunakan sepenuhnya, untuk pembelian bahan makanan dan tanpa ada pengurangan
untuk keperluan lainnya,” ujarnya.
Sebelumnya, Koordinator SPPG Blora, Artika Diannita mengatakan, menu
yang disajikan ke penerima manfaat harus bervariasi, sesuai dengan aturan yang
berlaku.
Baca juga : Lho ... Satu Dapur Sudah Dapat Anggaran tapi Belum Punya Sasaran
“Sedangkan, aturannya itu menu dijadwalkan 20+2 untuk menghindari
kebosanan penerima manfaat,’’ tuturnya. ‘’Jangan selalu sama, sehingga membuat
bosan penerima manfaat,” imbuhnya.
Sementara itu, Ahli Gizi SPPG Karangjati 1, Nur Intan menjelaskan, ahli
gizi berperan dalam menyajikan makanan yang sehat dan aman.
“Ahli gizi bekerja mulai dari perencanaan, bagaimana ahli gizi menyusun
standar menu, standar porsi, kemudian pola menu. Lalu juga soal quality
control terhadap bahan baku,” imbuhnya.
Dalam proses pemorsian, menurutnya, ahli gizi nantinya menyiapkan golden
sample, yaitu contoh porsi makanan yang sudah disesuaikan dengan standar gizi.
Baca juga : Dapur MBG Tak Higienis di Kecamatan Banjarejo Ditindak Tegas Satgas MBG Blora
Dalam sampel tersebut, ahli gizi menentukan takaran yang tepat, seperti
jumlah gram nasi, sayur, lauk seperti ayam, serta jumlah potongan buah.
“Contoh porsi ini kemudian disampaikan kepada tim pemorsian, sebagai acuan dalam membagi makanan secara merata dan sesuai kebutuhan gizi anak,” ungkapnya. (Endah/IST)
0 Comments
Post a Comment