INFOKU, BLORA – Dari data yang didapat DBH (Dana Bagi Hasil) Kehutanan kepada Pemkab Blora setiap tahun turun drastis.
Dampak kondisi ini ditengarai karena sumber daya hutan semakin menurun.
Nilai transfer dari bentangan hutan di Blora itu dirasa belum memberikan
dampak kepada masyarakat.
Sekretaris Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah (BPPKAD) Blora Susi Widyorini pada pers menyatakan, meski separuh wilayah Kabupaten Blora berupa hutan, DBH SDA Kehutanan yang didapat Pemerintah Kabupaten Blora tak seberapa.
Baca juga : Baru 32.492 Warga Blora yang Terima Bantuan PKH pada Semester Pertama
Sebab, dari data yang dihimpun selama tiga tahun lalu, persentase
penurunan cukup signifikan.
“Dalam kurun waktu tiga tahun belakangan, jumlahnya terus menurun,”
katanya. Widyorini memaparkan, pada 2023 lalu, DBH SDA Kehutanan mencapai Rp
5.408.359.484, Kemudian pada 2024 jumlahnya menurun drastis menjadi Rp
3.170.850.000. "Pada 2025 DBH SDA Kehutanan hanya dapat Rp
1.997.425.000," paparnya.
Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setda Blora Puji
Ariyanto membenarkan, bahwa setiap tahun DBH kehutanan menurun.
Menurutnya, hal tersebut disebabkan karena cakupan hutan yang setiap
tahun juga menurun.
Baca juga : Tahun Ini Blora Hanya Dapat 50 Unit Proyek Jambanisasi dari Banprov
Penurunan jumlah tebangan pohon tiap tahun.
“Ya karena Sumber Daya Hutannya juga menurun.” tambahnya.
Sementara itu, Sekretaris Komisi A DPRD Blora Iwan Krismianto juga
menyoroti minimnya kontribusi sektor kehutanan bagi pendapatan daerah. Padahal
sekitar 49,66 persen wilayah Kabupaten Blora merupakan hutan.
“Dan hutan itu tidak ada manfaatnya buat masyarakat kita. Imbasnya gak
ada kalau liat DBH SDA Kehutanan," terangnya.
Baca juga : Anggaran Bankeu Rp 39,2 M Akan Dibagikan 125 Desa Tahun 2025
Dia menilai, DBH SDA Kehutanan yang didapat Blora jelas tak sebanding dengan luas wilayah hutan yang ada di Blora. Sehingga, hal itu dinilai tak adil. (Endah/IST)
0 Comments
Post a Comment