Tunggakan Retribusi Pasar Randublatung Capai Rp 164 Juta Akibat Sepi Pembeli

INFOKU, BLORADampak langsung sepinya kondisi pasar tradisional Randublatung mengakibatkan pada banyaknya pedagang yang menunggak membayar retribusi

Terhitung, mulai dari Januari hingga Juni, tunggakan retribusi sekitar Rp 164,2 Juta.

Kepala Pasar Daerah Randublatung Andik Warsito pada pers mengatakan, tunggakan retribusi tersebut diakibatkan sepinya pembeli pasar.

Sehingga, banyak para pedagang berdalih merasa keberatan untuk melunasi tunggakan retribusi.

Baca juga : Vonis 4 Tahun Penjara bagi Tiga Terdakwa Kasus Korupsi Pasar Randublatung

“Ada yang nunggak mulai satu bulan, dua bulan, tiga bulan, bahkan hampir satu tahun,” ungkapnya.

Andi menjelaskan, retribusi harian yang dikenakan untuk pedagang yang menempati los sekira Rp 2.000 per hari.

Sementara, untuk yang menempati kios ada yang dikenakan Rp 7.500 dan Rp 6.600 per hari.

Jika ditotal secara keseluruhan, maka jumlahnya mencapai sekitar Rp 164,2 Juta.

“Jumlahnya lumayan besar di pasar ini hingga bulan Juni kemarin,” tandasnya.

Meski pedagang mengaku belum bisa membayar, pihaknya tetap melakukan penagihan secara lisan.

Jika belum ada tindakan, maka pihaknya memberikan surat peringatan (SP) kepada para pedagang untuk bisa segera menyelesaikan tunggakan.

“Dari dinas sudah memberikan SP-1, bahkan ada yang SP-2. Memang untuk kios baik yang dibuka ataupun yang tutup tetap diwajibkan untuk membayar retribusi,” katanya.

Dia mengungkapkan, total pendapatan pada 2024 lalu Pasar Randublatung menyetor ke dinas mencapai Rp 358.290.896.

Baca juga : Inilah Empat Pasar Tradisional di Blora yang Dipilih Menjadi Pusat Ekonomi Malam

Retribusi pasar saat ini menjadi sektor yang digenjot pemerintah daerah untuk menaikkan pendapatan asli daerah (PAD).

Beberapa kebijakan seperti pemberlakuan parkir elektronik di Pasar Rakyat Sido Makmur.

Selain itu, menerapkan Perda Nomor 6 Tahun 2023 tentang kenaikan retribusi pasar, namun kebijakan tersebut masih dirasa memberatkan bagi pedagang karena kondisi pasar tradisisional masih lesu. (Endah/IST


Post a Comment

0 Comments