Wow ..... Angka Perceraian di Blora Capai 1.888 Perkara pada 2025

INFOKU, BLORAData yang diperoleh, pada Pengadilan Agama Kelas 1B Blora mencatat 1.888 perkara perceraian di Kabupaten Blora sepanjang tahun 2025. 

Angka tersebut merupakan akumulasi dari 1.429 perkara cerai gugat dan 459 perkara cerai talak.

“Jadi totalnya sebanyak 1.888 perkara perceraian,” ujar Panitera Muda Gugatan sekaligus pelaksana tugas (Plt) Panitera Muda Hukum Pengadilan Agama Blora, Fitri Istiawan, Rabu lalu.

Fitri Istiawan menjelaskan, cerai gugat adalah perceraian yang diajukan oleh istri atau pihak perempuan, sedangkan cerai talak diajukan oleh suami atau pihak laki-laki.

Baca  juga : Sebanyak 1.901 Kasus Perceraian Tahun 2024 Didominasi Pasutri Muda

“Kalau yang mengajukan perempuan kan namanya cerai gugat. Dia itu menggugat cerai suaminya. Kalau setelah melalui proses persidangan terus kok nanti putusan itu dikabulkan cerainya, itu yang menceraikan itu adalah pengadilan," terangnya.

“Kalau cerai talak itu yang mengajukan laki-laki. Jadi, dia mengajukan ke pengadilan itu hanya untuk meminta izin mengikrarkan talak ke pihak istri. Jadi, yang menceraikan itu adalah suami sendiri setelah diizinkan oleh majelis hakim untuk proses cerainya," tambahhnya

Menurut Fitri, alasan utama pihak perempuan mengajukan cerai gugat adalah suami yang tidak bekerja, bekerja tetapi tidak memberikan nafkah, atau memberikan nafkah tetapi jumlahnya kurang.

“Jadi akhirnya menjadi pencetus masalah awalnya dari situ," katanya.

Baca juga : Didominasi Faktor Ekonomi, Sebayak 22 ASN Blora Ajukan Cerai

Selain itu, angka cerai gugat yang lebih tinggi dibandingkan cerai talak juga disebabkan oleh perempuan yang merasa sudah memiliki pendapatan atau pekerjaan yang lebih baik daripada suami.

“Kalau perempuan itu sudah kerja, punya penghasilan sendiri, kalau suami enggak kerja kayak seolah-olah dia melepas pun dengan mudahnya karena dia sudah punya ekonomi sendiri kan gitu. Kecuali kalau dia ibu rumah tangga memang benar-benar menggantungkan ke suami, dia mikir anaknya. Itu mungkin masih jadi faktor pertimbangan dia mau cerai atau tidak. Tapi ya rata-rata memang mayoritas awalnya dari ekonomi," jelasnya.

Faktor lain penyebab perceraian adalah perselingkuhan dan kekerasan dalam rumah tangga.(Endah/IST


Post a Comment

0 Comments