INFOKU, BLORA – Sangat disayangkan gedung eks Kawedanan di Kecamatan Randublatung rata dengan tanah setelah digusur untuk pembangunan dapur Makan Bergizi Gratis (MBG).
Diketahui, gedung tersebut merupakan peninggalan kebudayaan yang
memiliki nilai historis tinggi.
Pemuda setempat pun kecewa dengan langkah itu.
Kekecewaan itu diutarakan pada pers oleh Aji, warga Randublatung yang sedang menempuh magister sejarah di UGM.
Baca juga : Sebelas Dapur MBG Kabupaten Blora Stop Sementara Inilah Alasanya
Menurutnya, bangunan eks Kawedanan Randublatung sangat bersejarah dan memiliki banyak cerita.
Di antaranya seperti termuat dalam arsip laman delpher.nl, De
Locomotief 26 November 1935, di lokasi tersebut Wedana
Randublatung mengadakan malam keakraban untuk menggalang dana bagi Algemeene
Steunfonds Voor Inheemsche Behoeftigen (Asib).
Yakni suatu badan yang didirikan oleh Belanda untuk
memberikan bantuan bagi fakir miskin bumiputera yang menderita kelaparan.
Dalam acara tersebut diadakan pertunjukan wayang orang yang menarik
minat sangat besar dari masyarakat.
Baca juga : Satu Lagi Pengerjaan Proyek Talud Kedungtuban Molor, Kontraktor Kena Denda Keterlambatan
Gedung Kawedanan penuh sesak hingga pengunjung duduk berhimpitan satu
sama lain. Hasil pendapatan kotornya pun sangat memuaskan, yakni sekitar 80
gulden.
Yang mana sekitar 50 gulden di antaranya menjadi pendapatan bersih untuk disumbangkan ke kas dana Asib.
Aji menambahkan, dalam catatan sejarah lain, pada 1904 Gedung Kawedanan
Randublatung itu sudah dipugar, yang menandai bahwa pada tahun itu bangunan
tersebut sudah berumur dan masih menjadi bagian penting pemerintahan waktu itu.
“Dengan biaya
7.700 gulden. Atau sekarang senilai Rp 2-11 miliar,” ujarnya.
Pemugaran waktu itu yakni menambah gedung utama, blok bangunan samping,
dapur belakang, pendopo belakang, dan kandang kuda.
Atas dasar berbagai catatan historis itulah bangunan eks Kawedanan
Randublatung sangat berharga.
Terlebih terbuat dari kayu jati Randublatung yang sejak dahulu dikenal
kayu jati terbaik di dunia.
“Kayu jati Randu
(Randublatung, red) tersohor di dunia. Terbaik dan termahal. Jadi, kalau dirobohkan
untuk MBG tidak setuju,” katanya.
Baca juga : Nasib SPPG Karangjati 1 Blora Menunggu Keputusan BGN, Usai Insiden Keracunan MBG
Aji merasa heran kenapa tidak diupayakan membangun dapur MBG dan KDMP di
lahan lain tanpa harus merusak bangunan bersejarah. Seperti di bengkok
kelurahan atau tanah lain.
“Jadi, tidak
perlu menumbalkan Gedung eks Kawedanan Randublatung yang sangat berarti ini,”
tambahnya.
Pemerintah pun tak perlu khawatir akan fungsi dan kegunaan bangunan
tersebut andai masih berdiri. Sebab, bisa dipakai untuk aktivitas seni dan
budaya.
“Saya dengar seperti di Blora kemarin ada pameran lukisan. Nah, itu bagus kalau digelar di bangunan bersejarah sekalian. Jadi, misalnya pameran lukisan di gedung eks Kawedanan Randublatung. Atau memamerkan kerajinan-kerajinan warga sekitar," tandasnya. (Endah/IST)



0 Comments
Post a Comment