INFOKU, BLORA - Aksi dugaan perundungan siswa SMP di Blora, , viral di media sosial.
Saat
ini, 33 siswa dipanggil oleh polisi.
Dalam
rekaman video berdurasi 25 detik itu beredar tersebut, terlihat para siswa yang
mengenakan seragam pramuka mengerubungi seorang siswa yang mengenakan pakaian
olahraga.
Salah
satu siswa yang berseragam pramuka terlihat beberapa kali memukul dan menendang
siswa yang mengenakan kaus olahraga.
Sedangkan, siswa lainnya tidak bergegas untuk melerai ataupun mencegah peristiwa tersebut.
Baca juga : Cegah Perundungan Pelajar, Bagsumda Polres Blora Gelar Psikoedukasi
Senin
(10/11/2025), pihak Polsek Blora memanggil semua siswa yang terlibat dalam aksi
perundungan.
Total
ada sekitar 33 murid. Selain itu, pemanggilan tersebut juga menghadirkan para
orang tua dan guru.
Diketahui,
lokasi perundungan itu berada di SMPN 1 Blora.
Ainur
Rofiq, selaku kepala sekolah membenarkan jika terjadi peristiwa perundungan di
kamar mandi sekolah saat jam istirahat, pada Jumat (7/11/2025) lalu.
Korban diketahui merupakan siswa kelas VIII.
Baca juga : Anaknya Korban Bullying, Keluarga Siswa SMP Minta Perlindungan Polisi
Sementara,
pelaku merupakan adik kelas, dari kelas VII. Aksi tersebut juga diduga
melibatkan murid kelas IX.
“Korbannya
kelas VIII, pelakunya kelas VII, yang ngompori (menyuruh) kelas IX,” ucap Rofiq
pada keterangan pers, Senin (10/11/2025).
Menurutnya, aksi perundungan terjadi karena adanya kesalahpahaman antar siswa yang terlibat. “Hanya ada oknum dari teman-teman yang istilahnya memprovokasi, ngompori. Itu. Jadi antara pelaku dan korban itu kesalahpahaman itu sudah selesai,” katanya.
Lebih
lanjut, Ainur Rofiq mengatakan, pada Sabtu (8/11/2025) lalu, pihak sekolah
telah mengambil langkah dengan mengumpulkan semua siswa yang terlibat.
“Saya mempertemukan kedua orang tua, baik dari korban maupun dari pelaku,” terang dia.
Baca juga : Desak Transparansi Anggaran DPRD Blora, Aktivis Gelar Orasi dan Aksi Teatrikal
Pihaknya
juga berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan, Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak, serta pihak kepolisian terkait dengan tindak lanjut
penanganan peristiwa tersebut.
Setelah aksi tersebut ramai diperbincangkan, Ainur Rofiq selaku kepala sekolah mengucapkan permohonan maaf.
“Sebagai pimpinan di SMP Negeri 1 Blora atas terjadinya peristiwa seperti itu. Saya sekali lagi mohon maaf,” tambahnya.(Endah/IST)


0 Comments
Post a Comment