INFOKU, BLORA - Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Blora Komang Gede Irawadi mengatakan Pemkab Blora bakal menerapkan penggunaan bahasa Jawa di lingkungan Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
Hal itu dikatakan Sekda Blora sebagai langkah melaksanakan Surat Edaran
Gubernur Jawa Tengah Nomor 430/9525 per 7 Oktober 2014 perihal penggunaan
bahasa Jawa setiap Kamis di lingkungan OPD.
“Langkah itu diambil untuk melestarikan bahasa Jawa. Memang sebelumnya sudah pernah kami coba. Tetapi hanya beberapa OPD yang menerapkan penggunaan bahasa Jawa, ada juga OPD yang tidak menerapkan. Nah, akan kami rumuskan kembali. Setelah itu kami buat surat edaran. Jadi pakemnya itu edaran," kata Sekda Blora Komang Gede Irawadi, Kamis (31/7/2025).
Baca juga : Bupati Isyaratkan Akan Ada Mutasi, Minta Kualitas Pelayanan Kesehatan Ditingkatkan
Komang menyampaikan bahwa saat sudah ada edaran, semua harus menerapkan
penggunaan bahasa Jawa tersebut di lingkungan OPD.
“Jadi, untuk bahasa sehari-hari di kantor pun kami minta untuk membiasakan
menggunakan bahasa Jawa. Sebenarnya saya juga tidak bisa, tapi harus bisa
belajar, harus bisa memahami bahasa Jawa. Jadi semuanya harus belajar,"
terangnya.
Komang menyampaikan, penerapan bahasa Jawa nantinya juga bisa di lingkungan
pendidikan sebagai upaya untuk melestarikan bahasa Jawa.
“Ini adalah bentuk nguri-nguri bahasa Jawa, sehingga diharapkan juga dari
level sekolah, anak-anak sekolah, SD, SMP, SMA, dan sebagainya,"
terangnya.
Menurut Komang, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kabupaten Blora juga
harus berperan untuk melestarikan bahasa Jawa. Utamanya di peningkatan
literasi.
Sementara itu, Kepala DPK Kabupaten Blora, Mohamad Toha Mustofa berkomitmen
untuk meningkatkan literasi masyarakat Blora.
“Jadi memang tugas utama kami adalah terkait literasi. Tapi sebenarnya makna literasi juga luas. termasuk literasi terkait budaya Jawa," jelasnya.
Toha menilai, di tengah perkembangan yang sangat pesat, perlu untuk
melestarikan budaya-budaya yang ada.
“Yang punya warisan yang sangat berharga ini kalau tidak diuri-uri, kawatir
anak-anak dan cucu sudah tidak mau kenal. Sehingga ada upaya bagaimana kembali
menggunakan bahasa Jawa," jelasnya.
Toha menyampaikan, saat ada surat edaran terkait penerapan penggunaan bahasa Jawa di lingkungan OPD, bisa sebagai langkah untuk melestarikan bahasa Jawa.
“Kami berharap semua giat kembali untuk belajar bahasa Jawa," ujarnya.(Endah)
0 Comments
Post a Comment