INFOKU, BLORA - Ada 101 mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) difokuskan di dua kecamatan.
Bupati Blora meminta
mahasiswa untuk petakan potensi desa hingga anak tidak sekolah (ATS).
Rencananya, mahasiswa yang kampusnya bakal membangun gedung PSDKU di
Blora tersebut akan melaksanakan KKN di dua kecamatan, yakni Blora Kota dan
Jepon.
Untuk lokasi desa/kelurahannya, masing-masing di Kelurahan Bangkle, Kelurahan Kedungjenar, Kelurahan Jepon, Desa Jepangrejo, dan Desa Plantungan.
Baca juga : Ada 108 Lulusan Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia Asal Blora Magang di Dapur MBG
Bupati Blora Arief Rohman mendorong para
mahasiswa untuk menggali potensi lokal dari masing-masing desa lokasi KKN.
Dia mencontohkan, di Jepangrejo terdapat produk kopi santan yang khas,
di Plantungan terdapat sumur minyak rakyat serta limbah pertanian yang bisa
dimanfaatkan, di Bangkle dikenal dengan seni barongan, sementara di Jepon
berkembang berbagai UMKM dan sebagainya.
“Kenali potensi itu, dampingi masyarakat dalam mengembangkan inovasi berbasis lokal. Ini bisa menjadi ruang kontribusi adik-adik untuk menguatkan ekonomi desa melalui teknologi tepat guna, pengelolaan usaha kecil, pendidikan lingkungan, sampai literasi digital,” jelasnya.
Setelah memetakan kondisi lapangan, mahasiswa diharapkan turut
mendampingi warga dalam merancang dan melahirkan inovasi.
Bupati menekankan agar ilmu yang didapat dari kampus dapat diterapkan
secara nyata di tengah masyarakat desa, baik dalam bentuk teknologi tepat guna,
pengembangan usaha kecil, hingga promosi digital.
“Potensinya apa, dari situ akan muncul ide-ide dan gagasan. Misalnya ada warga yang punya usaha tapi masih konvensional, belum punya sumber modal, belum punya strategi pemasaran. Maka adik-adik bisa bantu memetakan masalah dan memberi alternatif solusi. Ini jadi ruang belajar untuk berdaya guna,” jelasnya.
Selanjutnya Bupati juga mengajak mahasiswa untuk ikut berkontribusi
dalam isu strategis yang tengah menjadi fokus pemerintah daerah, seperti
penguatan UMKM dan koperasi
Apalagi dengan adanya Koperasi Desa Merah Putih diharapkan mahasiswa
bisa ikut belajar terkait pengembangannya di desanya, edukasi lingkungan,
ketahanan pangan, hingga pendidikan untuk anak tidak sekolah (ATS).
Baca juga : Kegiatan Belajar Mengajar Terganggu, Ada Sarang Kelelawar di SDN 1 Karangjati Blora
Dia secara khusus mendorong mahasiswa untuk menyentuh isu anak tidak sekolah (ATS), yang masih menjadi tantangan di beberapa desa. “Saya harap adik-adik bisa memetakan, di desa itu anak tidak sekolahnya ada berapa. Kenapa mereka tidak sekolah, karena ekonomi, sosial, atau faktor lain, nanti dari data itu, adik-adik bisa memberi rekomendasi konkret. Kita ingin angka ATS itu bisa ditekan, bahkan kalau bisa zero,” pungkasnya. (Endah/IST)
0 Comments
Post a Comment