Demo Petani Tebu - tabloid INFOKU 77



Petani Tebu Akan Gelar Aksi Demo
INFOKU, BLORA- Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Blora berencana menggelar aksi demo menyikapi keputusan pemerintah yang menetapkan Harga Patokan Petani (HPP) gula 2014 sebesar Rp 8.250/kilogram.
 Menurut rencana, aksi bersama petani tebu lainnya dari sejumlah kabupaten dan kota di Jawa Tengah dan Yogyakarta itu dilaksanakan setelah 15 Mei 2014.
APTRI mendesak pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perdagangan RI mengubah keputusan penetapan HPP gula yang dinilai akan mematikan petani tebu. Sebagai informasi, penetapan HPP tersebut dituangkan melalui Permendag No.25/M-DAG/PER/5/2014 tentang Penetapan Harga Patokan Petani Gula Kristal Putih tahun 2014.
Sekretaris APTRI Blora, Anton Sudibyo mengemukakan pihaknya belum lama ini mengikuti rapat dengan APTRI Jateng di Semarang.
Menurutnya para petani tebu akan turun ke jalan jika pemerintah tidak mengubah HPP gula 2014 Rp 8.250/kg. "Kalau ternyata tidak diubah hingga 15 Mei, APTRI akan demo besar-besaran," ujarnya, Kamis (8/5).
Anton Sudibyo yang juga mantan anggota Komisi B DPRD Blora mengungkapkan APTRI sebelumnya mendapatkan informasi penetapan HPP gula 2014 akan diumumkan pemerintah 15 Mei 2014. Namun ternyata Menteri Perdagangan telah menetapkan dan mengumumkan HPP gula Senin (5/5).
Lanjut Anton, hal itu telah mencederai perasaan para petani tebu. Apalagi, kata Anton Sudibyo, HPP yang ditetapkan tidak sesuai dengan aspirasi APTRI, yakni Rp 9.500/kg.
"Karena itulah kami menunggu sikap pemerintah dalam hal ini Kementerian Perdagangan. Jika sampai 15 Mei, HPP tidak diubah, petani tebu akan menggelar aksi demo," tegasnya.
Berdasarkan hasil rapat APTRI di Semarang, kata Anton, aksi demo akan dilakukan di tiga titik. Yakni di Sleman, di jalur Pantura Batang dan jalur Pantura Pati-Rembang. "APTRI Blora akan turut serta dalam aksi tersebut," ungkap Anton.
Lebih lanjut Anton Sudibyo menyatakan penetapan HPP gula 2014 Rp 8.250/kg menunjukan ketidakberpihakan pemerintah terhadap nasib petani tebu.
Apalagi pemerintah sebelumnya telah mengeluarkan kebijakan menugaskan Perum Bulog menjadi lembaga yang menyediakan cadangan gula sebesar 350 ribu ton tahun ini. Diduga penyediaan cadangan gula tersebut sebagian diantaranya berasal dari gula impor. 
Anton Sudibyo menegaskan dengan berbagai kebijakan pemerintah tersebut, nasib para petani tebu di Indonesia akan semakin terpuruk. "Petani tidak akan bergairah lagi menanam tebu. Lebih baik menanam tanaman lain. Karena hasil dari menanam tebu tidak bisa menyejahterakan petani," tegasnya. (Endah/AM)
 Lebih lengkap baca model Tabloid
Gambar klik kanan pilih open New Tab atau Buka tautan Baru