Ternyata Bakteri E-Coli, Terindikasi Penyebab Keracunan Massal Siswa di Tiga SMP Kabupaten Blora

INFOKU, BLORA  - Akhirnya Dinas Kesehatan Daerah (Dinkesda) Blora angkat bicara terkait dugaan keracunan massal yang dialami ratusan siswa dari tiga sekolah di Kabupaten Blora, yakni SMPN 1 Blora, SMP Kristen Blora, dan SMP Katolik Blora. 

foto :  IST  

Insiden tersebut terjadi setelah para siswa mengonsumsi hidangan dalam program makan bergizi gratis (MBG), Selasa (25/11) lalu.

Namun para siswa dilarikan ke rumah sakit terdekat saat jam pelajar pada keesokan harinya, Rabu (26/11).

Sekretaris Dinkesda Blora, Nur Betsia Bertawati menjelaskan bahwa pihaknya telah menerima laporan hasil laboratorium dari Balai Labolatorium Kesehatan (LBK) Jawa Tengah, yang menjadi dasar penetapan penyebab keracunan.

Baca juga : Status KLB Untuk Peristiwa Keracunan di SMP 1 Blora Ditetapkan, Masih Tersisa Lima Siswa yang Rawat Inap

Menurutnya, hasil pemeriksaan laboratorium bakteriologis terhadap sampel air dan makanan menunjukkan adanya cemaran bakteri escherichia coli (E-coli) yang berlebihan.

“Berdasarkan hasil laboratorium bakteriologis air dan makanan, keracunan makanan disebabkan oleh bakteri E-coli yang terkandung di makanan,” jelasnya.

Lanjutnya menjelaskan, temuan tersebut tidak hanya dari sampel makanan, tapi dari semua sampel juga mengandung bakteri E-coli yakni dari sampel air tandon di dapur, buah-buahan, hingga alat masak.

Baca juga : Lho .... Wali Murid SDN 1 Sidomulyo Tolak Menu Ubi Rebus MBG, SPPG Klaim Sudah Sesuai Takaran Gizi

“Sebenarnya bakteri ini adalah bakteri baik. Namun bila dikonsumsi berlebihan, bakteri itu akan memproduksi racun untuk tubuh,” lanjutnya.

Nur Betsia mengatakan, hasil laboratorium yang dikirimkan ke BLK Semarang mendapati bahwa menu yang disiapkan, Selasa (25/11), terdiri dari ayam woku, tumis pakcoy wortel saus tiram, serta buah melon.

Seluruh menu tersebut kemudian dianalisis untuk mendeteksi potensi kontaminasi.

Pihaknya menegaskan, faktor utama penyebab keracunan diduga kuat berasal dari proses pengolahan makanan yang tidak sempurna, sehingga memungkinkan bakteri bertahan hidup dan berkembang di dalam makanan.

“Kemungkinan keracunan makanan ini disebabkan oleh pengolahan yang tidak sempurna yang masih memungkinkan bakteri untuk tetap hidup dan berkembang di dalam makanan,” tambahnya.

Baca juga : Sebanyak 955 Porsi MBG SMPN 1 Blora Dikembalikan, Imbas Dugaan Keracunan

Lebih lanjut, Nur Betsia memaparkan data jumlah siswa yang terdampak setelah menyantap menu MBG yang disajikan.

Dari total 810 siswa yang menerima makanan hari itu, 444 siswa mengalami gejala sakit mulai dari sakit perut, diare, mual, muntah, demam, hingga pusing.

Dari ratusan siswa tersebut, lima orang harus menjalani rawat inap, dengan rincian empat siswa dirawat di Rumkitban Blora dan satu siswa di RSUD Blora.

Baca juga : Sebanyak 204 Siswa SMPN 1 Blora Diduga Keracunan, Usai Santap Menu MBG Rica Ayam

Sebanyak 810 siswa yang makan, 444 siswa mengalami gejala sakit perut, diare, mual, muntah, demam, dan pusing. Jumlah siswa yang dirawat inap di rumah sakit sebanyak 5 orang. Empat dirawat di Rumkitban Blora, kemudian satu siswa di RSUD Blora,” ujarnya.

Selain itu, terdapat 117 siswa yang menjalani rawat jalan, sementara 322 siswa lainnya hanya mengalami gejala ringan tanpa memerlukan perawatan di fasilitas kesehatan. (Endah/IST



Post a Comment

0 Comments