INFOKU, BLORA – Dari data yang diperoleh, daya tampung SMA/SMK Negeri di Blora hanya 35 persen dari jumlah lulusan SMP/MTs.
Sedang permasalahan yang lain yakni keterjangkauan jarak menjadi catatan
tersendiri bagi Pemkab Blora.
Sehingga, Bupati Blora Arief Rohman mengusulkan adanya penambahan kuota.
Bupati mengaku menginginkan adanya penambahan kuota SMA dan SMK Negeri
di Bumi Samin.
Pasalnya, masih banyak wilayah Kecamatan yang jauh dari lokasi SMA Negeri maupun SMK Negeri.
Sebelum itu, pihaknya ingin tahu seberapa banyak lulusan SMP MTs
sederajat yang melanjutkan ke jenjang SMA SMK sederajat, utamanya SMA SMK
Negeri
“Kalau memang angkanya kecil, maka perlu didorong agar ada penambahan
kuota SMA atau SMK Negeri di Kabupaten Blora,” ucapnya.
Arief mengatakan, bahwa proses penambahan SMA atau SMK Negeri
membutuhkan proses yang panjang dan waktu yang lama.
Menurutnya bisa ditempuh dengan cara menambah kuota daya tampung sekolah
negeri yang sudah ada.
“Seperti contohnya SMA Negeri 1 Cepu itu lahannya sudah penuh dan
sempit, sedangkan peminatnya sebenarnya banyak,” ujarnya.
Baca juga : Kantor Imigrasi Akan Segera Didirikan di Blora
Lanjut Bupati, ada usulan agar dilakukan tukar guling dengan tanah
Pemkab yang lebih luas. Agar daya tampung siswanya bisa ditambah.
“Usulnya agar SMAN 1 Cepu pindah ke lahan bekas SD internasional yang
kini dipakai SDN 3 Balun, depan Hotel Grand Mega Cepu. Tolong ini dikaji,”
ungkapnya.
Bupati lantas meminta Kepala Dinas Pendidikan Blora
untuk koordinasi dengan Kacab Dindik Jawa Tengah untuk memetakan wilayah mana
yang potensial untuk ditambah kuota SMA SMK Negeri.
Bupati ingin agar seluruh anak-anak Blora wajib sekolah hingga jenjang
SMA SMK sederajat. Jangan sampai ada ATS (Anak Tidak Sekolah).
Sementara itu, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah IV Provinsi Jawa
Tengah Budi Santoso menyampaikan, data daya tampung SMA maupun SMK Negeri di
Blora untuk menerima lulusan SMP MTs sederajat masih rendah.
Saat ini, tercatat baru 35 persen lulusan SMP/MTs sederajat yang bisa
terserap ke SMA SMK Negeri di Kabupaten Blora.
“Selebihnya sekitar 65 persen masuk di sekolah swasta, atau bahkan
sekolah di luar wilayah Blora,” ungkapnya.
Menurut Budi, sebenarnya wilayah yang potensial ditambah SMA atau SMK Negeri itu di Kecamatan Todanan dan Kradenan.
Karena lulusan SMP MTs sederajat di kedua wilayah tersebut terbilang tinggi.
“Lulusannya tinggi namun belum ada SMA, SMK Negeri disana (Todanan dan Kradenan),” pungkasnya. (Endah/IST)
0 Comments
Post a Comment