INFOKU, BLORA - Sekolah Lapang terus dilanjutkan dan dikembangkan oleh Bupati Arief Rohman.
Hal itu sebagai wujud komitmen Pemkab Blora untuk meningkatkan dan
mempercepat kedaulatan pangan daerah di sektor tanaman padi.
Arief Rohman menyampaikan, Sekolah Lapang merupakan proses belajar
mengajar yang melibatkan partisipasi aktif petani.
Petani menggali dan menemukan fakta, menganalisa, berdiskusi, serta mengambil keputusan bersama berdasarkan pengalaman usaha taninya.
“Sekolah Lapang adalah wujud nyata dari proses pembelajaran berbasis
pengalaman. Ini adalah bagian dari upaya kita bersama dalam mendorong
transformasi pertanian menuju kemandirian pangan,” ungkapnya.
Selanjutnya Arief menjelaskan bahwa sekolah lapang dipandu langsung oleh
petani atau penyuluh pertanian di lapangan.
Untuk mensukseskan program sekolah lapang yang digagas, pihaknya mengajak seluruh pihak untuk terus bersinergi dan berinovasi dalam memajukan pertanian Blora.
Baca juga : Resmi Dibuka Secara offline Sekolah Bahasa di Blora
“Mari jadikan momentum ini sebagai semangat bersama untuk mengakselerasi
kedaulatan pangan. Dari Blora untuk Indonesia,” tegasnya.
Program Sekolah Lapang diklaim berhasil tingkatkan produksi panen padi
petani. Seperti di Kecamatan Jepon, lahan 25 hektare yang dikelola 9 kelompok
petani rerata bisa panen 6 ton sampai 7 ton per hektare.
Pemkab berencana memperluas area tanam dengan bibit unggul.
Dalam program Sekolah Lapang yang diterapkan di Kecamatan Jepon, varietas yang digunakan adalah M70D atau padi super genjah yang dapat dipanen dalam waktu sekitar 70 hari, menghasilkan 6,08 ton per hektare.
Baca juga : Makin Mantap .. !? .. PSDKU UNY Bakal Dibangun di Cepu kabupaten Blora
Kedua varietas Inpari 50 sebagai varietas pembanding, menghasilkan 7 ton
per hektare.
Pemkab berencana terus memperluas program Sekolah Lapang di berbagai wilayah Kabupaten Blora. (Endah/IST)
0 Comments
Post a Comment