Warga Blora Diminta Waspada Penyakit Demam Berdarah


INFOKU,BLORA - Selain tetap waspada pesebaran Covid-19 juga waspada terhadap penyakit menular lainnya seperti demam berdarah dengue (DBD).
Hal itu diungkapkan Plt Kepala Dinkes Blora Lilik Hernanto mengatakan di Blora ini tidak hanya Covid-19 untuk masalah kesehatan, penyakit demam berdarah juga perlu diperhatikan.
“Saya ingatkan, sudah cukup banyak. Sampai saat sudah 88 kasus penderita demam berdarah dan dua kematian. Dua kematian itu di wilayah desa Beganjing Kecamatan Japah,” ungkapnya dalam konferensi pers di media center GTPP Covid-19 Kabupaten Blora, Kamis (25/6/2020).

Jadi, kata dia, kita tidak hanya terpusat pada Covid-19 saja, tetapi penyaklit menular lainnya juga perlu mendapat perhatian kita semuanya.
Adapun tiga kecamatan dengan kasus tertinggi kasus demam berdarah pada tahun ini, yaitu kecamatan Blora, Cepu dan Kunduran.
“Saatnya kita lebih meningkatkan pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M, yakni Menutup, Menguras dan Mengubur semua tempat yang menjadi perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti. Ini upaya pencegahan yang paling tepat,” ajaknya.
Lilik Hernanto menyebut, bahwa angka kematian bayi sampai dengan hari ini sebanyak empat orang. Tiga orang di antaranya ada penyakit penyerta seperti diabetes mellitus dan gagal ginjal.
“Yang satu orang kematian karena melahirkan,” terangnya.
Kamudian, angka kematian bayi dan balita, sampai saat ini sebanyak 46. Enam di antaranya balita di atas satu tahun dan yang 40 adalah bayi di bawah 12 bulan.
“Berikutnya, stunting. Saat ini 7,59 persen atau sebanyak 3.711 yang telah kita timbang,” ungkapnya.
Oleh karena itu, pihaknya mengajak semua warga masyarakat untuk lebih giat melakukan kerja sama dalam mengantisipasi dan mencegah hal itu semua.
Berkaitan dengan pencegahan penyebaran Covid-19, menurut Lilik, Dinkes Blora telah melakukan pemeriksan swab PCR sebanyak 368 orang, sedangkan pemeriksaan rapid test sebanyak 4.600an orang.
“Hasil sampai dengan hari ini ada tiga penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Jadi jumlahnya ada 48,” paparnya.
Tiga kasus baru itu, lanjutnya, berdasarkan tracing dari kasus kematian terakhir yang didapatkan dari keluarga bersangkutan yang kontak erat.
“Ini yang kita ingatkan, harus waspada, hati-hati. Jadi ada penularan di keluarga dari tiga kasus terakhir itu,” kata dia.
Sampai hari ini, tambahnya, kasus kematian terkonfirmasi Covid-19 masih tetap, yaitu lima orang dan yang sembuh ada tujuh orang. Yang masih dirawat sebanyak 36 orang. 4 orang dirawat di rumah sakit dan sisanya, 32 orang isolasi mandiri.
“Saya ingatkan 32 orang yang isolasi mandiri perlu didukung oleh semua pihak. Memang secara klinis, medis tidak menunjukkan gejala berat. Tidak sakit berat, bahkan tidak ada gejala. Dan sesuai SOP memang boleh isolasi mandiri,” tambahnya.
Akan tetapi perlu perhatian, perlu dukungan, disiplin ketat dari yang bersangkutan, keluarga dan masyarakat supaya tetap bisa memantau.
“Selama belum dinyatakan sembuh secara laboratorium, dua kali negatif swab test berturut-turut, harus isolasi di rumah, tidak boleh keluar. Karena masih berisiko untuk menjadi sakit, ” kata dia.
Walapun, sampai saat ini tidak ada gejala, tetapi di dalam tubuhnya masih ada virus Covid-19 yang positif. Demikian juga yang bersangkutan masih berisiko penularan terhadap masyarakat sekitar.
Harus hati-hati. Tidak perlu takut berlebihan, asal kita tidak kontak erat, tidak bersalaman, tidak berdekatan, selalu pakai masker, cuci tangan pakai sabun atau hand sanitizer, dijaga jaraknya (phisycal distancing) maka tidak akan tertular. (Endah/KOM)