Ah.... Memilukan ... Air Kotor untuk Memasak



Warga 5 Dukuh di Plosorejo Blora Konsumsi Air Keruh akibat Sumurnya Mengering

BLORA – Dampak kekeringan akibat datangnya musim kemarau benar-benar dirasakan warga Desa Plosorejo, Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora.

Dari lima dukuh yang ada di desa ini, hampir seluruhnya mengalami kesulitan air bersih. Dengan dampak paling parah dirasakan di dua dukuh, yakni Tlogo dan Ngrawut.

Warga pun mencari air dengan mencari di belik (lubang galian,red) di dasar sungai desa setempat. Dengan harapan, warga bisa mendapatkan air bersih.


“Kami ambil air di belik seperti ini sudah sejak bulan Juni lalu, sebab sumur sudah mulai mengering. Untuk mendapatkan air, ya harus mengambil dari belik,” ujar salah seorang warga Dukuh Tlogo, Suyanto, Jumat (31/5/2015).

Menurutnya hal ini sudah terjadi sejak dua bulan terakhir. Sumur yang selama ini menjadi tumpuan air bersih di Dukuh Tlogo dan Ngrawut mengering.

Akibatnya, warga di kedua dukuh inipun terpaksa beralih ke air belik (lubang galian, red). Selain itu mereka harus rela menempuh perjalanan ratusan meter, dan harus berjuang menuruni tebing untuk menuju lokasi belik yang berada di dasar sungai Plosorejo.

“Setiap hari, warga di dukuh ini harus bolak-balik hingga puluhan kali menuju belik untuk mendapatkan air bersih. Dengan menggunakan berbagai alat seperti jeriken, ember, tong dan klenthing (gerabah). Warga mengais sedikit demi sedikit air dari dalam belik dengan menggunakan gayung,” imbuhnya.

Selain itu mengambil air di belik sudah menjadi rutinitas warga setiap kali musim kemarau tiba. Aktivitas ini mulai dilakukan sejak subuh hingga malam hari. Secara bergantian, warga mendatangi belik yang dibuat secara swadaya dan berkelompok. Tidak jarang, warga mandi dan mencuci di sekitar belik.

“Karena tidak ada pilihan lain, air tersebut tetap digunakan. Asalkan sudah punya air di rumah untuk memasak, minum dan MCK, kita sudah merasa tenang,” ungkapnya.

Sementara itu Kepala Desa (Kades) Plosorejo, Teguh Saptono membenarkan info adanya kesulitan air bersih di desanya. Warga lanjutnya, berharap pemerintah dalam hal ini Pemkab Blora atau pihak lain yang bisa membantu pengadaan sumur. Sehingga, kekeringan yang setiap tahun terjadi dapat teratasi.

“Sebenarnya di sini ada sumber mata air yang besar. Tapi harus dibor dengan cukup dalam dan dibutuhkan biaya yang besar. Sehingga sebagian warga di desanya banyak yang memanfaatkan sumur gali di area persawahan yang biasanya digunakan untuk menyirami tanaman palawija, seperti jagung.

Namun saat ini, sumur-sumur tersebut juga telah mengering. Jadi banyak petani kesulitan menyirami tanaman yang ada di sawah” terangnya. (PRIYO/AKROM HAZAMI)