Inilah Curhat Petani Hutan Blora ke Jokowi

 

Foto : IST

INFOKU,BLORA - Presiden RI Joko Widodo membagikan ribuan sertifikat tanah, surat keputusan (SK) Perhutanan Sosial dan SK Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) di Desa Gabusan, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora, Jumat (10/3/2023).

Dalam kesempatan itu, Jokowi memberi kesempatan para petani hutan penerima sertifikat tanah untuk berdialog dengannya.

"Dikenalkan dulu namanya. Ibu silakan," pinta Jokowi.

Baca juga : Pertama Kalinya Jokowi ke Blora - Bupati Blora Curhat ke Presiden Inginkan Keadilan DBH Migas Blok Cepu

"Nama saya Latinah, saking (dari) Ndinding, Kedungtuban, Kecamatan Cepu, Blora," jawab wanita berhijab pink tersebut.

"Ibu Latinah saking Cepu. Jangan disebut semua. Disebut desanya kecamatannya, ga hapal saya nanti," ujar Jokowi.

"Saking senengnya pak," timpal Latinah,

Jokowi kemudian bertanya seputar keseharian Latinah, sebelum menerima sertifikat tanah Perhutanan Sosial.

Baca Juga : Ke 2 kalinya Jokowi Ke Blora - Presiden Jokowi Resmikan Bandara Ngloram di Blora

"Nggih mpun, Mbah Latinah saking Cepu. Panjenengan sebelum dapat ini pegangannya apa kalau mengerjakan tanah itu," tanya Jokowi.

Latinah pun mengaku selama ini bertanam jagung dan kacang.

"Pegangannya jagung Pak (ketawa). Yo tak tanduri jagung, yo tak tanduri kacang (Ya saya tanami jagung, ya saya tanami kacang)," kata Latinah.

Jokowi yang penasaran kemudian bertanya terkait identitas lahan yang digarap Latinah.

"Tanduri jagung tanduri kacang. Lha penjenengan nanduri niku teng nggen lahan itu pegangane nopo (Ditanami jagung dan kacang. Lha Ibu ini nanam di lahan itu ada pegangannya)?

Punya pegangan sertifikat?" tanya Jokowi. "Mboten gadah (tidak punya)," jawab Latinah.

Ijin pak Mantri

Jokowi pun keheranan bagaimana bisa Latinah yang tak punya lahan tetapi bisa bercocok tanam.

"Kok bisa nanduri lahan niku (kok bisa bertanam di lahan itu)," ucap Jokowi.

Latinah pun berujar jika lahan hutan yang ia garap selama ini sudah melalui perjanjian.

"Riyen dikengken mendet Pak (Dulu diminta bayar Pak)," jawab Latinah. Jokowi pun kembali bertanya siapa yang mengizinkan Latinah menggarap lahan di kawasan hutan.

"Sing ngijinke sinten? (siapa yang mengizinkan)," tanya Jokowi.

"Sing ngijinke bapak mantri. (Yang memberikan izin Bapak Mantri Perhutani)," jawab Latinah.

Jokowi pun memastikan jika aktivitas bertani Latinah selama ini masih jauh dari harapan lantaran tak memiliki lahan sendiri

"Tidak punya pegangan ini," tegas Jokowi. "Nggih, mboten gadah (Iya, tidak ada)," tutur Latinah.

Baca juga : Ke 3 kalinya Jokowi ke Blora - Jokowi Resmikan Bendungan Randugunting Kabupaten Blora

Jokowi lantas bertanya bagaimana perasaan Latinah yang saat ini sudah resmi memiliki lahan sendiri di kawasan hutan untuk dikelola.

"Sekarang sudah pegang ini tolong disampaikan," tanya Jokowi.

Latinah pun mengapresiasi langkah Jokowi yang sudi memberikan kesempatan kelompok tani hutan mengelola lahan.

"Saya sudah pegang ini, mendapatkan dari bapak Presiden Jokowi. Matur nuwun (Terima kasih). Kulo terima kasih banget angsal pegangan ini, kulo matur nuwun Pak (Saya sangat berterima kasih sudah punya sertifikat tanah untuk pegangan). Kulo matur nuwun pak (Terima kasih pak)," kata Latinah.

"Nggih (Iya). Mboten niku kulo maksud wau (Tapi bukan itu yang saya maksud pertanyaan saya)," kata Jokowi.

"Pripun Pak? (Bagaimana Pak)," sahut Latinah. Jokowi kemudian memperjelas maksud pertanyaannya kepada Latinah.

"Panjenengan sekarang sudah pegang sertifikat nggih. Sudah pegang. sekarang mau dibuat apa lahannya. Dulu ditanami jagung terus mau ditanami apa? Sama?" terang Jokowi.

"Sama Pak, jagung. Mangkih nak wonten urusane kaleh bapak mantri kulo nurut (Nanti kalau ada urusan sama pak mantri, saya menurut saja). Ken nopo, disukani kayu putih, nopo disukani lho duko namane sinten, kulo supe Pak, kulo manut Pak (diminta apa, diminta tanam kayu putih, atau tanam lainnya saya menurut saja)," kata Latinah.

Diserang Tikus

Jokowi selanjutnya bertanya tentang hasil panen Latinah. "Niku njenengan nandur, nanem nopo jagung, hasile pinten? (Ibu tanam jagung, hasilnya berapa)," tanya Jokowi.

"Kadang nak lemu angsal 2 ton (Kalau jagungnya tumbuh besar dapat 2 ton)," jawab Latinah.

"Yen lemu 2 ton? (Kalau jagungnya besar dapat 2 ton)," tanya Jokowi.

Latinah kemudian curhat jika terkadang hama tikus secara ganas menggerogoti tanaman jagungnya hingga ludes.

Baca juga : Diduga Ada Oknum Bermain Harga, Puluhan Kios Blok S Belum Terisi

Serangan koloni tikus berujung membuatnya gigit jari.

"Nggeh Pak, 2 ton, 2,5 ton, mboten tentu Pak ( Iya Pak, 2 ton, 2,5 ton, tidak mesti). Riyen mboten angsal wonten tikus katah (Dulu enggak ada hasil karena tikusnya banyak). Keno tikus, niko blas mboten madang Pak (Diserang tikus, tak ada hasil sama sekali, tak bisa makan). Telas katah yotrone (Habis banyak uang)," tutur Latinah.

"Kedisikan tikus? (Duluan tikus)" tanya Jokowi. "Wonten jagung, kedisikan tikus, wonten jagung kedisikan tikus (Ada jagung diembat tikus, ada jagung diembat tikus)," ungkap Latinah.

"Lha nak kedisikan tikus maleh pripun? (Kalau didahului tikus lagi gimana)" kata Jokowi.

"Ampun maleh Pak (Jangan lagi pak). Sak niki mboten wonten tikus (Sekarang sudah tak ada tikus)," harap Latinah. "Nggih pun sae (Iya sudah baik)," pungkas Jokowi.(Endah/IST



Post a Comment

0 Comments