Misteri Dua Anjing Gaib Sering Goda Pejalan Kaki

 Minggu Cerita Misteri

INFOKU – Terlihat dari jauh pohon jati tampak menjulang tinggi di Makam Suro, Desa Turirejo, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Sepi, sunyi, dan hanya dikelilingi tanaman palawija menambah kesan angker dari tempat pemakaman umum (TPU) itu.

Pemburu wisata mistis harus mampir desa Turirejo di Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Didesa ini terasa seperti ada keangkeran yang tersembunyi sampai sekarang.

Menurut cerita dari mulut kemulut, keangkeran tersebut bermula dari meninggalnya seorang kakek yang sangat menyayangi anjing peliharaannya dimakamkan disana.

Makam Suro demikian orang menyebutnya karena berasal dari bahasa Jawa Asu Loro (disingkat- Suro) yang berarti dua ekor anjing.

Berdasarkan cerita, pernah ada orang yang memukuli dua ekor anjing seukuran macan tersebut.

Kala itu, Mbah Pencu yang merupakan pemilik anjing memergoki orang tersebut dan melarangnya.

Masyarakat disana mempercayai anjing sebesar harimau namun sangat jinak dihadapan mbah Pencu itu.

Konon dengan kehadiran kedua anjing tersebut, desa Turirejo kala itu sangatlah aman tidak ada kriminal sedikitpun.

Para penjahat dan pencuri tidak ada yang berani mendatangi desa itu.

Entah benar atau tidak, setelah lama ikut Mbah Pencu kedua anjing tersebut mati, dan tak lama kemudian mbah Pencu meninggal.

Oleh masyrkat kala itu Mbah Pencu dan dua ekor anjing peliharaannya itu dimakamkan berdekatan.

Setelah adanya kuburan Mbah Pencu dan dua ekor anjingnya menjadikan Kuburan Suro yang terletak 1,5 Km dari Pasar Jepon itu angker.

Salah seorang warga, Karno mengatakan bahwa sebelum ada penerangan sekitar 1990-an tidak ada warga yang berani melewati Kuburan Suro pada malam hari.

Pasalnya, banyak warga yang mengalami kejadian mistis lantaran kerap diganggu kepala menggelinding ke jalan sambil cengengesan. Warga kerap menyebutnya Glundung Pecengis.

Beberapa paranorman mengatakan Fenomena itu menunjukan bahwa sampai saat ini, kedua anjing gaib itu masih menjaga daerahnya, dengan menampakkan berbagai wujudnya.

Banyak kejadian yang diluar nalar terjadi didaerah tersebut.

seperti cerita Mbah Samini penjual tempe yang dibelokkan ke makam yang dikira pasar.

menurut Karno, saat itu Mbah Samini memang sudah beraktivitas ke pasar sejak pukul 03.00 WIB dini hari dan selalu melewati areal dekat pemakaman.

Mbah Samini, melihat pemakaman seperti pasar lalu berdagang di sana.

Saat kumandang adzan sekitar pukul 05.00 WIB, ia pun terkejut dan tersadar bahwa lokasi dagangannya merupakan Kuburan Suro.

"Mbah Samini baru sadar kalau dia sedang berada di atas makam ayahnya. Kemudian dia menata kembali dagangannya dan lanjut berjualan di Pasar Jepon," kata dia.

Cerita Mbah Samini ini juga dibenarkan peziarah Arief. Sejak saat itu, kata dia, Mbah Samini berhenti membuat tempe dan berdagang.

Mbah Samini juga sekarang tinggal sendirian lantaran anak-anaknya telah berkeluarga.

Arief menambahkan bahwa meskipun Kuburan Suro telah diterangi lampu listrik hanya penjaga makam Mbah Sadeli yang berani ke areal makam saat pada malam hari.

Selain itu, hanya Mbah Sadeli yang berani membersihkan makam Mbah Pencu.

Si kuncen makam, Mbah Sadeli, juga orang yang selalu menyiapkan bancaan atau sesajian setiap warga melakukan sedekah bumi.

 Dia selalu datang ke makam dengan sepeda ontel dan kerap merokok tembakau racikannya sendiri. (Mughnii/IST)


Post a Comment

0 Comments