Misteri Jenazah Hitler

30-4-1945: Jasad Hitler Dibakar dan Menyisakan Misteri 'Abadi'

Liputan6.com, Jakarta - Tak ada pembicaraan menyenangkan sepanjang makan siang hari itu. Adolf Hitler yang memulainya. 

"Aku tak akan jatuh ke tangan musuh, hidup atau mati," kata dia kepada para bawahannya. "Aku memerintahkan agar jasadku dibakar, agar tak ada yang bisa menemukannya."

Perbincangan makin ngeri. Kali itu topik berganti: tentang bagaimana cara terbaik untuk mati. "Cara terbaik adalah menembak diri sendiri, tepat di mulut. Tengkorakmu akan hancur, kau tak akan menyadari apapun. Kematian akan datang dengan cepat," kata Hitler.

Namun, Eva Braun, perempuan yang baru dinikahinya selama beberapa jam, tak sepakat. "Aku ingin jasadku terlihat cantik... Aku pilih menelan racun," kata Nyonya Hitler, menunjukkan kotak berisi pil sianida yang selalu ia bawa di saku baju.

"Aku khawatir akan menderita dalam waktu yang lama...Aku siap mati secara heroik, tapi setidaknya tanpa rasa sakit."

Dan, Bos Nazi itu berusaha meyakinkan bahwa sianida adalah alat bunuh diri yang efektif.  "Sistem syaraf dan pernafasan akan lumpuh dalam hitungan detik," kata dia. 

Pembicaraan tersebut berlangsung dalam makan siang yang suram di sebuah bunker di Berlin, Minggu 29 April 1945.
Saat itu pasukan Rusia mulai merangsek masuk, menghancurkan mimpi keagungan 'Reich Ketiga' -- yang hanya kuat bertahan selama 12 tahun, 3 bulan -- bukan 1.000 tahun seperti yang dicita-citakan.


Firasat Buruk Menghampiri Hitler

Minggu malam sekitar pukul 22.00, perasaan Hitler kian tak menentu. Ia duduk di sebuah meja di ruang konferensi Fuhrerbunker, membaca transkrip pengumuman kematian diktator Italia, yang sekaligus sekutunya: Benito Mussolini.

Bos Nazi itu lalu meminta pensil pada bawahannya, Heinz Linge. Ia lalu menggarisbawahi kata, 'digantung terbalik' -- yang menggambarkan kondisi jasad Mussolini yang dipermalukan. Hati Hitler kian ciut, khawatir bakal mengalami penghinaan serupa.
Seperti dikutip dari situs Daily Mail, ia sejatinya masih berharap Berlin bisa dipertahankan. Seandainya Mussolini tak mati...
Kepercayaan diri Hitler yang selangit, hancur lebur. Padahal, di masa lalu, meski hanya punya pengalaman militer sebatas kopral selama Perang Dunia II, ia mampu memikat orang dengan pidatonya yang berapi-api.
Dengan modal itu, ia menjelma menjadi pemimpin yang disegani -- dari mengetuai Nazi, lalu jadi orang satu di Jerman, juga sosok yang ditakuti negara lain.
Apalagi, ia mendengar, Tentara Merah (Red Army) Rusia sudah memasuki Berlin dan Kepala Gestopo, Heinrich Himmler angkat tangan, menyerah pada Sekutu.

Pada Senin 30 April 1945, pukul 02.00 dini hari, pemimpin Jerman yang berada di ujung tanduk itu mengumpulkan para bawahannya. Kepada mereka, Hitler mengungkapkan bahwa ia memilih bunuh diri daripada ditangkap pasukan Rusia.

"Aku tak mau dijadikan bahan tontonan, seperti pajangan di museum," kata dia. Lalu, Hitler menyalami orang-orang yang berbaris rapi. Berterimakasih, lalu membebaskan mereka dari tugas.

Mantan suster Hitler, Erna Flegel mengungkapkan, majikannya itu nyaris lumpuh akibat paranoia jelang akhir hidupnya. Ia bahkan mengkhawatirkan racun sianida -- yang pilih untuk menyudahi nyawanya -- telah diganti dan diisi racun palsu.

"Saat itu ia tak percaya lagi pada siapapun, bahkan kapsul sianida yang ia telan," kata Flegel seperti dikutip dari Deutsche Welle.
 
 
Jasad Hitler Disiram Bensin dan Dibakar
Sore harinya, sekitar pukul 15.30, terdengar suara tembakan dari ruangan Hitler. Sekretaris pribadinya, Martin Bormann meminta semua orang untuk diam. Beberapa saat berlalu, bisik-bisik mulai terdengar.
"Lalu Bormann meminta pintu Hiter dibuka," kata Rochus Misch, mantan pengawal sang fuhrer dalam wawancara tahun 2005 seperti dikutip dari BBC. Ia ada di sana kala itu.

Di dalamnya, jasad Hitler terlihat merosot dari sofa dengan kepala di atas meja. Darah mengalir dari pelipis kanannya. Ada pistol Walther PPK 7.65 tergeletak di dekatnya.

Sementara, Eva Braun ditemukan tewas dalam kondisi duduk di sudut sofa. Aroma pahit almond mentah -- tanda racun sianida telah digunakan -- terendus.

Kedua jenazah itu lalu dibawa naik ke lantai dasar, lalu ke pintu darurat menuju taman di belakang  Reich Chancellery. Bensin disiramkan ke jasad Hitler dan Eva Braun.

"Naik ke atas cepat, mereka sedang membakar bos," itu teriakan yang didengar Rochus Misch. Korek api dinyalakan, tapi padam.
Lalu seseorang berlari ke belakang dan kembali membawa gulungan kertas. Bormann membakar kertas itu dan melemparkannya ke 2 jasad yang tergeletak. Api lalu membakar hangus mayat Hitler dan pasangannya hingga hangus.

Berlin akhirnya takluk pada 2 Mei 1945. Dokumen yang terkuak pasca-jatuhnya Uni Soviet mengungkap bahwa sisa-sisa jenazah Hitler, Braun, Joseph dan Magda Goebbels beserta 6 anaknya, Jenderal Hans Krebs, dan anjing-anjing Hitler -- yang dimatikan duluan untuk menguji keampuhan sianida -- berkali-kali dikubur dan digali lagi.

Pada 4 April 1970, sebuah tim KGB Soviet, dengan menggunakan peta rinci yang menunjukkan kuburan rahasia mereka, mengangkat lima kotak kayu di fasilitas SMERSH di Magdeburg.
Sisa-sisa jenazah dari kotak tersebut dibakar, dihancurkan, dan disebarkan di sungai Biederitz, anak sungai Elbe. Mereka hanya menyisakan fragmen kepala yang bolong.

Misteri: Hitler Mati di Indonesia?

Saat kematian Hitler diumumkan oleh penggantinya Grand Admiral Doenitz, kecurigaan justru dirasakan Washington DC. Mereka tak lantas bersorak sorai.

Amerika Serikat khawatir, momentum penunjukkan Doenitz sebagai pengganti berarti, Hitler tak mati namun mencoba melarikan diri. Jenderal Eisenhower, mantan komandan tertinggi Sekutu, juga tak yakin bekas penguasa Jerman itu memilih tindakan pengecut dengan bunuh diri.

"Kami belum bisa menggali bukti nyata dari kematian Hitler. Banyak orang percaya bahwa ia melarikan diri dari Berlin," kata Eisenhower di tahun 1952.

Setelah perang, intelijen AS dan Inggris menerima laporan yang tak terhitung soal pelarian sang fuhrer.

Pada Desember 1945, AS mendapat 'informasi terpercaya' bahwa Hitler naik kapal selam ke Kepulauan Majorca, tempat ia tinggal di hotel dengan sekelompok ilmuwan nuklir. Lalu ada klaim bahwa ia hidup sebagai seorang pertapa di sebuah gua di Italia, atau menjadi gembala di Pegunungan Alpen, Swiss.  

Bahkan, baru pada 25 Oktober 1956, Jerman menyatakan secara resmi bahwa Adolf Hitler sudah tamat. "Hitler bunuh diri lebih dari 11 tahun yang lalu dalam bunker di Berlin. Namun, rumor terus bermunculkan bahwa ia masih hidup dan terlihat di sejumlah lokasi di dunia," demikian dimuat koran lawas Chicago Tribune bertanggal 24 Oktober 1956.

"Meski semua laporan itu terbukti salah, Pengadilan Jerman belum pernah mengeluarkan sertifikat kematian."

Ketiadaan bukti: jasad utuh atau kuburan Hitler membuat spekulasi berkembang liar. Hingga saat ini. (Baca juga: `Teori Liar` Rute Kabur Hitler: Argentina, Spanyol, Bahkan Bulan!)

Seperti dikutip dari situs Inggris, Express.co.uk, arkeolog menemukan sebuah bangunan di hutan terpencil Argentina yang diduga milik Jerman. Diyakini, gedung itu dibangun Nazi sebagai lokasi pelarian para petingginya. Koin Jerman berangka tahun 1938-1944 juga ditemukan di sana.


Dalam bukunya, 'Hitler in Brazil - His Life and His Death', Simoni Renee Guerreiro Dias mengklaim, sang diktator tak tewas di penghujung Perang Dunia II. Konon, dari Argentina, ia kemudian pergi ke Brasil dan menetap di sana.

Diaz mengaku punya bukti, Hitler hidup hingga usia hingga usia 95 tahun. Menggunakan nama palsu: Adolf Leipzig. 
Hitler yang sangat mengunggulkan ras Arya konon memiliki pacar seorang perempuan kulit berwarna yang mendampingi hingga kematiannya pada 1984.
Dias mengklaim, Hitler dikenal penduduk kota Nossa Senhora do Livramento, yang berjumlah 12.000 jiwa, sebagai 'Jerman tua'. Secarik foto kabur dijadikan penguat hipotesisnya itu. Sayang, itu bukan bukti yang meyakinkan.

Simoni Renee Guerreiro Dias menuntut agar sisa-sisa jasad Hitler digali untuk dilakukan tes DNA, dengan membandingkan dengan kerabatnya yang masih hidup.
Apalagi, uji DNA yang dilakukan pada tengkorak diduga mirip Hitler pada 2009 menguak fakta mengejutkan: sejatinya itu adalah tengkorak perempuan. Terlalu tipis. "Fragmen itu mengarah pada wanita berusia 20-40 tahun," kata arkeolog AS, Nick Bellantoni. 
Hitler juga disebut-sebut lari ke Indonesia. (Baca juga: Walikota Risma Bicara Soal Dugaan 'Makam Hitler' di Surabaya)
Pada tahun 1983, harian Pikiran Rakyat memuat artikel yang ditulis dr Sosrohusodo, dokter lulusan Universitas Indonesia yang pernah bertugas di kapal yang dijadikan rumah sakit bernama 'Hope' di Sumbawa Besar.

Dia menceritakan pengalamannya bertemu dengan dokter tua asal Jerman bernama Poch di Pulau Sumbawa Besar tahun 1960. Poch adalah pimpinan sebuah rumah sakit terbesar di pulau tersebut.

Klaim yang diajukan dr Sosrohusodo jadi polemik. Dia mengatakan dokter tua asal Jerman yang dia temui dan ajak bicara adalah Hitler di masa tuanya. (Ein)