INFO BLORA- tabloid INFOKU 46



Winarno Tantang Wali Kelas di Blora Beri Nilai Asli Siswa
INFOKU, BLORA- Nampaknya penentuan nilai siswa khususnya SMP di Blora, belum semuanya mempunyai pedoman yang sama dalam pengisian rapor.
Sedang untuk tingkat SMAN dikabupaten Blora sudah semuanya mengacu aturan yang sama dalam pengisian nilai di rapornya.
Satu-satunya SMPN di Blora yang terbilang lain yang mempunyai kebijakan berbeda dari sekolah yakni SMPN 1 Blora.
Seperti diketahui dalam pengisian rapor saat ini mengacu pada KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).
Pada Petunjuk Pengisian Rapor yang dikeluarkan Depdiknas, tidak ada penulisan nilai dengan tinta merah.
Artinya KKM sebagai standart terendah sebuah nilai mata pelajaran tertentu harus terpenuhi.
Bila nilai dibawah KKM diwajibkan para guru mengadakan perbaikan melalui Remidi bagi siswa
Disarankan dilakukan Remidi beberapa kali baik melalui tulis, wawacara atau pemberian tugas.
Biasanya bisa dilakukan beberapa kali sampai siswa tersebut sampai mencapai angka yang sama dengan KKM.
Bila waktu pembagian Rapor, KKM belum juga tercapai hampir semua sekolah di Blora memberi nilai dengan Pensil dan baru disi kemudian bilas siswa sudah sesuai KKM.
Disinilah yang membedakan SMPN1 Blora dengan Sekolah lain, sehingga dapat dikata siswa tidak diberi kesempatan memperpaiki melalui Remidi. Nilai rapor dibawah KKM langsung ditulis dengan Tinta.
Mengapa Ragu
Winarno Kepala Sekolah SMPN 1 Blora ketika dikonfirmasi mengatkan mengapa mereka (para wali Kelas-red) ragu memberi nilai dibawah KKM.
“Sejak kapan bangsa kita menjadi bangsa yang ragu-ragu, membuat Dokumen saja ragu. Bukankah dokumen itu tidak boleh dirubah,” kata Winarno.
Menurutnya rapor adalah dokumen resmi yang dikeluarkan melalui rapat dewan guru, mengapa harus ragu melaporkan hasilnya.
“Atau sebaliknya dengan PD orang tua siswa bilang pada anaknya, gak popo le (tidak apa nak-red) nanti bisa diperbaiki. Apakah itu pembelajaran bagi anak,” jelasnya.
Dia juga menambahkan tidak perlu lagi memberi kesempatan para siswa yang dibawah KKM.
“Untuk apa diberi Kesempatan, dan sampai kapan ? apakah ulangan umum harus diulang lagi,” tambah Winarno.
Dari pantau Infoku diwilayah edarnya, yakni Kabupaten Blora, Rembang, Pati, Grobogan dan Semarang, sekolah memberi memberi kesempatan melakukan Remidi pada Siswa yang dibawah KKM.
Sedang di Blora data yang didapat Infoku dari wali kelas SMPN 2 Blora, SMPN 4 Blora, SMPN 5 Blora, SMPN 6 Blora, SMAN 1 Blora, SMAN 2 Blora dll, mereka memberi kesempatan untuk memperbaiki, sampai nilai KKM tercapai.
Sementara beberapa orangtua siswa yang berhasil ditemui Infoku mempertanyakan kebijakan Kepala SMPN 1 Blora.
“Kebijakan SMPN 1 Kok lain sendiri ya, kalau pendapatnya begitu, lebih baik Negara tidak usah membuat aturan bagi yang tidak lulus Ujian kelulusan sekolah, dapat mengulang lagi,” kata Edi salah seorang wali murid.
Beberapa kalangan LSM pun melihat apa yang terjadi di SMPN 1 wajib dipertanyakan. Mengapa tidak satu kata dengan sekolah lain.
“Disinilah peran Dindikpora Blora untuk menyatukan aturan yang baku terhadap permaslahan ini, Janganlah sekolah mengambil kebijakan umum yang Nyeneh sendiri dari sekolah lainnya. Jangan-jangan guru disana malas mengadakan Remidi beberapa kali” kata Kukuh diamini LSM lainnya.(Agung)




Jembatan Kunduran Nyaris Ambrol
INFOKU, KUNDURAN- Jembatan Tempur di Desa Ngilen Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora nyaris ambrol.
Sarana transportasi yang menyeberangi sungai Lusi tersebut tiga bulan terakhir rusak. Papan penyangga material aspal berbahan kayu ambrol.
Mengelupasnya aspal dan papan tersebut diduga karena tidak kuat atas beban muatan kendaran.
Jembatan ini merupakan sarana transportasi penting bagi warga Kecamatan Kunduran, Ngawen dan Jati.
Meski hanya bisa digunakan untuk satu jalur bagi kendaraan roda empat, bangunan yang usianya ratusan tahun tersebut setiap hari dilalui warga. Truk bermuatan pasir kerap pula melalui jembatan ini.
Bangunan peninggalan zaman penjajahan Belanda itu dulunya digunakan untuk menyeberang kereta pengangkut kayu.
Seorang warga Desa Ngilen, Suwarjo mengutarakan, pada tahun lalu jembatan telah direnovasi sarananya. Kayu-kayu papan penyangga aspal jembatan diganti. Sehabis itu permukaan jalan jembatan kemudian diaspal.
”Mungkin pekerjaan tak sesuai spesifikasi sehingga belum sampai satu tahun aspal mengelupas, kayu penyangga material aspal ambrol,” ujarnya.
Dirinya bersama warga lain berharap agar pemerintah segera membangun jembatan tersebut. Untuk sementara, warga akan bergotong royong untuk memperbaiki jembatan itu. (Endah.WM)
Foto Jembatan
Caption : Jembatan peninggalan Belanda yang terletak di Desa Ngilen Kecamatan Kunduran yang keadaanya makin mengkhawatirkan



Lebih lengkap baca model Tabloid
Gambar klik kanan pilih open New Tab atau Buka tautan Baru