Terkait Pilkada Blora Cabup & Cawabup


PDIP Koalisi dengan Nasdem Mungkinkah Terwujud
INFOKU, BLORA - Sebagai mana diketahui sejak 2005 sampai 2020 mendatang belum ada jago PDIP yang bisa menduduki Bupati dan wakil Bupati Blora.
Atau kurang lebih 15 tahun belum pernah menang Pilkada di Blora.
Atas dasar inilah nampaknya para petinggi partai berlambang Banteng bermoncong putih harus berpikir 15 kali.
Maju sendiri sebagai Calon Bupati atau menjadi wakil bupati dari calon yang populeritasnya tinggi.
Untuk itulah masyarakat banyak berharap agar PDIP bergabung dengan Nasdem agar kekuatan politik makin kuat.
Seperti diketahui pemilu serentak yang diadakan beberapa waktu lalu, perolehan kursi DPRD di Blora di ketiga partai terbesar ada pada PDIP sebayak 9 Kursi, PKB sebayak 8 Kursi dan Nasdem sebanyak 7 Kursi.
Secara perudangan yang berlaku PDIP sudah dapat mencalonkan Bupati dan Wakil bupati sendiri tanpa menggandeng partai lainnya.
Dalam aturan, batas perolehan kursi DPRD di Blora minimal 9 Kursi dapat mencalonkan Bupati atau wakil bupati. 
Namun dinamika masyarakat dalam berpolitik, untuk menjatuhkan pilihanya kepada calon Bupati dan calon wakil bupati, ada pertimbangan sendiri.
Para pemilih lebih mengutamakan penilaian pribadi pada calon yang akan berlaga pada Pilkada.
Sehingga pertimbangan calon yang akan maju pilkada, tidak terfokus pada calon dari partai tertentu.
Data yang didapat INFOKU dari wawancara langsung ke masyarakat, banyak yang berharap Pemimpin Blora nantinya dapat melanjutkan atau paling tidak memperbaiki hasil kerja bupati sebelumnya.
Mereka kebanyakan menginginkan suasana yang lebih harmonis antara Eksekutif dan Legislatif.
Artinya antara Bupati dan DPRD dapat bekerja secara bersama demi mewujudkan Blora yang lebih sejahtera.
Banyak masyarakat berpendapat adanya koalisi partai yang dapat membuat program memajukan Blora kedepan.
Pilihan mereka dari pantauan INFOKU ada Prediksi koalisi Partai yang akan muncul dalam mengusung calonnya.
Ada 2 pendapat mengerucut yang pertama mengatakan PDIP dan PKB akan berkoalisi dan yang kedua PDIP Berkoalisi dengan Nasdem.
Sedang Partai Golkar diprediksi akan bergandeng dengan PPP untuk maju pada Pilkada.
Ketika pertanyaan diajukan pada responden yakni dari Koalisi PDIP + PKB dan PDIP + Nasdem, mereka sebagian besar memilih PDIP + Nasdem.
Pertimbangan mereka, jejak Bupati Blora sekarang Djoko Nugroho, yang berangkat dari Nasdem dan PKB dapat terlihat nyata dalam membangun Blora.
Disinilah menjadi pertimbangan responden bila ingin PDIP Pimpin Blora lebih menguntungkan menggandeng Partai Nasdem.
Yang cukup tegas pendapat mereka memunculkan nama Yudhan Satriyo untuk menduduki jabatan calon wakil Bupati.
Terus kemana nantinya 8 Kursi PKB akan dibawa, mereka memprediksi akan mengandeng Partai Nasionalis, yakni Partai Demokrat atau partai Golkar.
Namun beberapa masyarakat memprediksi PKB akan mengandeng Demokrat dan partai yang perolehan kursi kecil di DPRD Blora.
Alasannya manufer pertemuan Ketua Partai Golkar Blora Siswanto dan Abu Nafi dari PPP, dinilai masyarakat umum sebagai awal koalisi pada Pilkada mendatang.
Sehingga bila ditarik dari prediksi berbagai pendapat masyarakat Blora, pada Pilkada mendatang akan muncul 3 pasang Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati yang akan berlaga.
Itulah Dinamika politik yang saat ini berkembang dan dalam dunia Politik bisa dikatakan dalam setiap detiknya dapat berubah mengikuti arus yang berkembang di masyarakat. (Endah/Agung)
Baca Model tabloid ....?
Gambar  Klik KANAN pilih Open New Tab atau Buka Tautan Baru